Cara Penerapan Warna
Warna
adalah poin vital dalam dunia desain grafis. Setiap desainer grafis dituntut
untuk selalu kreatif dalam menggunakan warna. Oleh karena itu, mempelajari
teori warna dan hal-hal yang dapat membantu meningkatkan kreasi desainer grafis
dalam bekerja dengan warna seakan menjadi suatu keharusan yang tidak
terelakkan. Pada artikel kali ini, akan diuraikan beberapa poin penting terkait
dengan cara penerpan warna pada desain grafis.
Color Wheel
(Roda Warna)
Color Wheel
merupakan teori dasar warna yang digambarkan dalam bentuk lingkaran (roda).
Terdiri dari tiga warna dasar, yaitu merah, biru, dan kuning. Selanjutnya,
kombinasi dari tiga warna dasar ini melahirkan warna-warna baru berupa warna
sekunder. Warna sekunder terdiri dari Oranye, Ungu dan Hijau. Kombinasi antara
warna sekunder dengan warna dasar (primer) melahirkan warna-warna lainnya
berupa warna tersier. Warna tersier terdiri dari : kuning-oranye, kuning-hijau,
biru-hijau, biru-ungu, merah-ungu, dan merah-oranye. Akhirnya, warna-warna
tersebut kemudian digambarkan berupa sebuah lingkaran warna yang kita kenal
sekarang dengan istilah Color Wheel.
Beberapa aturan dasar penerapan warna terkait color
wheel :
a.
Monochromatic
Color
Monochromatic
Color merupakan perpaduan beberapa warna yang bersumber dari satu warna dengan
nilai dan intensitas yang berbeda. Misal : hijau jika dikombinasikan dengan warna
hijau dengan nilai dan intensitas yang berbeda akan menciptakan suatu perpaduan
yang harmonis dan menciptakan kesatuan yang utuh pada desain.
b.
Warna Analog
Warna
analog merupakan kombinasi dari warna-warna terdekat. Misal : warna merah akan
serasi dengan warna oranye, dan oranye akan terlihat harmonis dengan warna
kuning. Begitu juga jika kuning dipadukan dengan hijau atau biru jika dipadukan
dengan ungu, dan ungu jika dikombinasikan dengan pink.
c.
Warna pelengkap
Beberapa
desain butuh sebuah nilai kontras yang cukup untuk menarik perhatian lebih dari
pembaca visual. Saat itulah kita menggunakan kombinasi dari warna-warna
pelengkap. Misal : biru dan oranye, merah dan hijau, dll.
d.
Warna Triad
Teori
roda warna diatas menjelaskan bagaimana warna-warna dasar melahirkan berbagai
warna baru disekitarnya. Cukup ampuh jika kita ingin bermain dengan variasi
warna-warna yang berbeda. Ada banyak sekali kombinasi warna selain warna dasar
untuk membuat sebuah desain tampak unik dan berbeda dari biasanya. Misal :
Peleburan warna kuning dan oranye, oranye dan merah, merah dan pink (merah
muda), pink dan biru, dan seterusnya.
Ruang pada Warna
Cara
Penerapan Warna dapat dipengaruhi ruang dan bentuk, sekaligus juga mempengaruhi
kesan yang disampaikan pada warna. misalnya, coba berikan warna yang sama pada
dua buah bentuk yang berbeda (lingkaran dan garis). Pada lingkaran, warna akan
terlihat lebih terang sedangkan pada garis akan terlihat lebih gelap. Hal ini
disebabkan besar ruang pada lingkaran lebih luas daripada garis, sehingga mata
menangkap sebuah ruang luas dengan asumsi terang, meskipun warna yang diberikan
adalah warna yang sama. Ini adalah respon naluriah pada mata dalam menyikapi
suatu kesan pada sebuah visual
Kontras Warna
Kontras
pada warna dapat dipengaruhi oleh warna lain disekitarnya. Teorinya sangat
sederhana : Kontras = Gelap VS Terang. Misalnya, letakkan sebuah persegi kecil
berwarna kuning diatas background berwarna hitam, maka nilai kontras akan
meningkat dan persegi berwarna kuning akan dengan mudah terlihat. Sebalinknya,
ganti background dengan warna putih, maka nilai kontras akan menurun dan
persegi akan sulit untuk dilihat.
Psikologi Warna
Warna
dapat mewakili karakter dan perasaan-perasaan tertentu. Misal, merah memberi
kesan agresif, gairah, panas dan cepat. Hitam memberi kesan misteri, kelam, dan
canggih. Dengan mempelajari psikologi warna, kita dapat menyesuaikan desain
dengan target yang dituju, komunikasi visual yang efektif, dan membangun suatu
kesatuan rasa kepada pembaca visual. Artikel selengkapnya tentang psikologi
warna bisa disimak
Bidang Warna
Garis
Outline pada sebuah bidang berfungsi sebagai pembatas warna agar tidak terlihat
menyebar keselilingnya. Semakin tipis garis outline yang diberikan, maka
semakin tersebar warna ke area luar bidang. Sebaliknya, semakin tebal outline,
maka akan semakin tegas warna yang terdapat pada suatu bidang
Sebagai Bonus Bisa Melihat dalam Penerpan Warna Berikut
Sebagai Bonus Bisa Melihat dalam Penerpan Warna Berikut
oooo jadi begini ya cara penerapan warna, terimakasih atas infonya
ReplyDeleteterimakasih juga telah berkunjung di blog saya, untuk info lainnya anda bisa hubungi kontak saya
ReplyDelete